Balipustakanews.com, Denpasar – Upaya memperkuat identitas digital Bali memasuki tahap krusial dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi Bali dan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengenai pengelolaan domain geografis tingkat tinggi (new gTLD) .bali. Prosesi yang berlangsung pada 27 November 2025 di Jayasabha, Denpasar, dihadiri langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak, menandai dimulainya kerja sama strategis yang membuka jalan bagi kehadiran identitas digital Bali di ranah global.
Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak menegaskan bahwa langkah ini menjadi “momentum penting bagi Bali untuk memasuki era modernisasi berbasis teknologi tanpa meninggalkan landasan budaya dan kearifan lokal.” Ia menjelaskan bahwa domain .bali akan menjadi fondasi berbagai inovasi digital, termasuk pengembangan layanan dan platform berbasis Bali.id, yang memungkinkan pemanfaatan nama-nama lokal sebagai identitas daring.
Menurutnya, transformasi digital ini sangat relevan bagi sektor budaya dan pariwisata Bali. “Brand-brand Bali, termasuk UKM dan UMKM, dapat tampil lebih kuat dan menjangkau pasar lebih luas,” ujarnya. John Sihar menambahkan bahwa PANDI yang kini dikenal secara nasional dan internasional siap mendukung penguatan registri Bali agar mampu bersaing sejajar dengan wilayah lain di tingkat global.
Ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi Aksara Bali sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya. Meskipun tantangan teknis masih cukup besar karena penggunaan aksara daerah membutuhkan standardisasi, upaya ini dinilai strategis. “Thailand sudah menggunakan aksara nasionalnya secara luas, sementara kita masih banyak bergantung pada latin. Jika digunakan untuk kebutuhan sehari-hari ataupun eksak, tentu lebih berat. Namun langkah ini penting untuk memastikan Aksara Bali mendapat tempat dalam ruang digital,” jelasnya.
Di masa mendatang, domain Bali (dengan Aksara Bali).id diproyeksikan berfungsi sebagai penyedia layanan digital bagi masyarakat. Pola pengelolaannya akan melibatkan kolaborasi antara PANDI, Universitas Udayana, Pemprov Bali, serta kemungkinan partisipasi BUMD untuk memperkuat tata kelola registri Bali. “Digitalisasi akan memperkuat branding global Bali, dan peran lokal akan selalu menjadi inti. Kami berterima kasih atas dukungan penuh Bapak Gubernur,” ujar John Sihar.
Gubernur Bali Wayan Koster memastikan komitmen pemerintah provinsi untuk mempercepat implementasi program ini. Ia menilai digitalisasi berbasis budaya dan aksara Bali sebagai bagian dari upaya membangun karakter Bali yang kuat, modern, dan tetap berakar. “Kita percepat pelaksanaannya. Penguatan Aksara Bali di ruang publik akan semakin menegaskan karakter Bali. Ini menjadi wahana mempertemukan kearifan lokal dengan modernisasi dalam satu langkah pembangunan yang visioner,” ungkapnya.
Melalui kerja sama ini, Pemprov Bali dan PANDI berharap domain .bali dapat membuka peluang ekonomi baru, memperluas diplomasi budaya, dan memperkokoh posisi UMKM dalam ekosistem digital global. Kehadiran gTLD .bali menandai Babak baru perjalanan Bali sebagai entitas digital yang modern, bermartabat, dan tetap setia pada akar budayanya. (hmspr/pr)





