Balipustakanews.com, Badung – The Nusa Dua Festival 2025 kembali digelar di Peninsula Island, Nusa Dua, Badung, pada Sabtu–Minggu (25–26 Oktober 2025). Festival tahun ini hadir dengan konsep baru yang menggabungkan kolaborasi antara masyarakat lokal dan pihak swasta.
Ajang tahunan ini tak hanya menjadi wadah promosi pariwisata kawasan Nusa Dua, tapi juga memberi dampak positif bagi kebangkitan ekonomi, pelestarian budaya, dan penguatan komunitas lokal.
“Kalau dilihat, di sini tidak ada brand asing. Kami ingin menjadikan Nusa Dua Festival sebagai etalase kebangkitan budaya, ekonomi, dan partisipasi masyarakat, khususnya UMKM,” ujar Direktur Operasional ITDC, Troy Reza Warokka, Sabtu (25/10).
Tahun ini, festival diikuti oleh 30 tenant kuliner, 17 tenant hotel dan fasilitas wisata, serta 4 UMKM binaan ITDC yang menampilkan produk kriya, kuliner, dan perhiasan khas Bali.
Salah satu daya tarik utamanya adalah parade budaya, yang menghadirkan kolaborasi antara banjar-banjar adat dan hotel-hotel di kawasan Nusa Dua. Sebanyak 13 kontingen turut serta, memperlihatkan kekompakan antara masyarakat dan sektor swasta.
“Hampir semua banjar ikut terlibat dan berkolaborasi dengan tenant ITDC. Banyak juga tokoh masyarakat yang datang langsung menyaksikan,” jelas Troy.
Mengusung tema “Beauty Harmony”, festival ini menonjolkan nilai harmoni dan inklusivitas antara masyarakat adat dan pelaku industri pariwisata. General Manager ITDC The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika, menegaskan bahwa kawasan Nusa Dua yang selama ini dikenal eksklusif, sebenarnya sangat terbuka bagi kolaborasi masyarakat.
“Nusa Dua memang terkesan eksklusif, tapi sejatinya inklusif. Semua bisa berpartisipasi dan mendapat manfaat dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Acara yang dulunya dikenal sebagai Nusa Dua Fiesta ini melibatkan lebih dari 1.800 orang, mulai dari peserta parade, pelaku UMKM, siswa sekolah dasar, hingga pecalang dari tiga desa adat yang menjaga keamanan.
Rangkaian kegiatan juga diisi dengan lomba penjor, fotografi, body painting, dan clay mask, disertai pertunjukan budaya dari berbagai komunitas lokal.
Untuk menambah semarak acara, sejumlah musisi nasional turut tampil, seperti Bunga Citra Lestari (BCL) dan Tika Pagraky di malam pembukaan, serta Kahitna, Navicula, dan Astera yang menutup festival dengan penampilan spektakuler.
Bagian paling memikat dari festival ini adalah Tari Pendet Massal yang dibawakan oleh seratus siswi SD di sekitar Nusa Dua. Tarian ini menjadi simbol keharmonisan budaya dan semangat generasi muda dalam melestarikan seni Bali.
“Melalui Tari Pendet Massal, kami ingin menunjukkan keterlibatan generasi muda dalam menjaga budaya lokal sekaligus memperkuat hubungan masyarakat dengan kawasan The Nusa Dua,” kata I Made Agus Dwiatmika.
Anak-anak tersebut telah berlatih sejak 22 September hingga 18 Oktober 2025. Penampilan mereka mendapat sambutan meriah dari para penonton, terutama orang tua yang tampak bangga merekam setiap momen di panggung.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pembuka yang membangun semangat masyarakat dan wisatawan untuk menikmati keseluruhan rangkaian The Nusa Dua Festival 2025 dengan penuh kebersamaan. (pr)






Discussion about this post