Balipustakanews.com, Denpasar – Pemerintah Provinsi Bali bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk membahas langkah penanganan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Bali. Rakor yang berlangsung di Gedung Kertha Sabha, Jayasabha, Denpasar, Rabu (10/9) malam ini dihadiri Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Gubernur Bali Wayan Koster, Pangdam IX/Udayana Mayjen Piek Budiyanto, Danrem 163/Wirasatya, serta para kepala daerah termasuk Bupati Badung, Bupati Gianyar, dan Wali Kota Denpasar.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster mengapresiasi perhatian pemerintah pusat yang bergerak cepat merespons bencana banjir. “Terima kasih atas perhatian dan dukungan pemerintah pusat. Kami ingin persoalan ini segera tertangani mengingat Bali merupakan destinasi wisata dunia. Jangan sampai pemulihan pariwisata pasca pandemi terganggu,” tegasnya.
Menurut data BPBD Bali, banjir melanda 123 titik, dengan 81 titik di Denpasar, 14 di Gianyar, 4 di Karangasem, serta beberapa titik lainnya di Jembrana dan Badung. Sementara itu, longsor tercatat di 18 titik, tersebar di Gianyar (5), Karangasem (12), dan Badung (1). Selain itu, 16 bangunan dilaporkan jebol, termasuk dua di Gianyar, dua di Badung, 11 di Karangasem, dan satu di Denpasar. Kerugian terbesar diperkirakan terjadi di kawasan Pasar Kumbasari dan Jalan Sulawesi, Denpasar, dengan nilai mencapai lebih dari Rp4 miliar akibat kerusakan kios, ruko, dan barang dagangan.
Hingga Rabu malam, dilaporkan sembilan korban meninggal dunia dan enam orang masih hilang. Sebanyak 240 warga juga telah dievakuasi ke beberapa titik pengungsian, termasuk Banjar Tohpati, Banjar Kesambi, Gedung NU, dan SD Pemecutan Kelod.
Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra menyebutkan bahwa 50–70 kendaraan masih terjebak di basement Pasar Badung, dengan ketinggian air mencapai delapan meter. “Kami kerahkan kendaraan khusus untuk menarik mobil dan menurunkan empat satuan pasukan untuk pembersihan di Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan Jalan Pulau Demak,” jelasnya.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa situasi berangsur membaik. “Alhamdulillah, situasinya relatif terkendali. Ketinggian air di sungai-sungai yang sebelumnya meluap kini sudah normal. Kami hadir lengkap, termasuk staf Kemenko PMK, untuk menangani masalah secara menyeluruh,” ujarnya.
BNPB juga menyerahkan bantuan berupa pompa dan genset untuk mempercepat proses penyedotan air, serta memastikan ketersediaan logistik bagi para korban.
Suharyanto juga mengungkapkan bahwa curah hujan kali ini luar biasa tinggi akibat fenomena atmosfer yang jarang terjadi, seperti gelombang equatorial Rossby dan Kelvin. “Menurut BMKG, fenomena ini kini sudah bergerak ke arah barat dan tidak lagi berada di Bali,” tambahnya. Ia menegaskan bahwa pencarian korban hilang akan terus dilakukan hingga seluruh korban ditemukan.
Selepas Rakor, Kepala BNPB dan Gubernur Koster Tinjau Penyedotan Air di Pasar Badung
Usai rapat koordinasi, Gubernur Wayan Koster bersama Kepala BNPB meninjau langsung proses penyedotan air di Pasar Badung. Area basement pasar tersebut masih digenangi air dengan ketinggian signifikan, dan proses penyedotan dilakukan menggunakan tujuh mesin pompa
“Hujan kali ini sangat luar biasa, bahkan para pedagang menyebut sudah 70 tahun tidak pernah terjadi hujan sebesar ini. Kami akan menetapkan status darurat agar penanganan bisa lebih cepat, termasuk penggunaan dana tak terduga untuk membantu masyarakat yang terdampak,” kata Koster.
Melalui langkah terkoordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan pemulihan aktivitas perekonomian Bali, khususnya di kawasan pusat perdagangan, dapat segera terwujud. (*/pr)
Discussion about this post