Balipustakanews.com, Jembrana – Arus lalu lintas menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, mengalami kemacetan parah sejak pagi hari. Prosesi melasti yang dilaksanakan oleh umat Hindu sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi pun berbagi jalan dengan pemudik yang sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman.
Kelihan Adat Werdhi Agung, I Ketut Tastra, menyatakan bahwa tahun ini prosesi melasti terasa berbeda karena bertepatan dengan periode arus mudik Lebaran. “Ini momen yang langka, karena selain melasti untuk Nyepi, saat ini juga banyak saudara kami yang mudik untuk Lebaran, jadi kami saling menghormati,” ujar Tastra.
Pantauan menunjukkan bahwa antrean kendaraan di Jalan Denpasar-Gilimanuk sudah mengular pada H-5 Lebaran, mencapai panjang hingga 4 kilometer dari pelabuhan. Jalan tersebut adalah rute utama bagi pemudik yang akan menyeberang ke Pulau Jawa.
Umat Hindu di Desa Adat Gilimanuk mulai persiapan sejak pagi di Pura Segara, dekat dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk. Iring-iringan kemudian berjalan menuju Pura Puseh, yang terletak di jalur utama Jalan Denpasar-Gilimanuk. Di beberapa titik, iring-iringan terhambat antrean truk yang menuju pelabuhan, namun akhirnya dapat melanjutkan perjalanan menuju Pura Dalem dan Pantai Samiana, Gilimanuk.
Tastra menambahkan bahwa meski ada hambatan karena antrean truk, berkat koordinasi antara pecalang dan polisi, iring-iringan tetap bisa berjalan lancar. Data dari PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang mencatat bahwa sejak 21-24 Maret 2025, sebanyak 187.420 orang telah meninggalkan Bali, dengan 44.834 kendaraan pribadi yang telah menyeberang ke Pulau Jawa.
Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri, dan pihak kepolisian bersama instansi terkait terus berupaya mengatur lalu lintas untuk mengurangi kemacetan. Sementara itu, Pelabuhan Gilimanuk akan ditutup pada Sabtu (29/3) pukul 05.00 WIB dan dibuka kembali pada Minggu (30/3) pukul 06.00 Wita. (DTK/PR)






Discussion about this post