Balipustakanews.com, Karangasem – Akses jalan di Desa Seraya, Karangasem, dilanda banjir seusai air Sungai Yeh Banges meluap. Air sungai meluap akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama tiga jam.
Akses jalan yang banjir menyebabkan antrean kendaraan yang mengular sepanjang satu kilometer (km). Sebab, para pengendara tidak ada yang berani menyeberang.
Perbekel Desa Seraya I Wayan Dandri mengatakan hujan deras mulai mengguyur wilayahnya sejak pukul 14.30 Wita. Akibatnya air Sungai Yeh Banges meluap dan memenuhi badan jalan.
“Berselang 30 menit setelah diguyur hujan air sungai langsung meluap sehingga membuat warga yang hendak menyebrang langsung terjebak,” kata Dandri saat dikonfirmasi, Senin (5/1) petang.
Selain warga, sejumlah siswa yang baru pulang sekolah juga ikut terjebak. Beruntung, beberapa warga sekitar secara spontanitas datang ke lokasi banjir untuk membantu warga yang hendak menyebrang.
“Ini sudah rutin, setiap hujan deras pasti banjir. Jadi warga sekitar sudah paham pasti ada pengendara yang membutuhkan bantuan,” ujar Dandri.
Warga biasanya secara beramai-ramai mengangkat motor pengendara untuk diseberangkan. Sedangkan untuk mobil terpaksa antre. Mesin mobil ditakutkan mati jika dipaksakan untuk menyeberang mengingat ketinggian air mencapai 60 sentimeter atau selutut orang dewasa.
“Sampai saat ini mobil masih antre dari kedua sisi, karena menunggu air surut dulu,” ujar Dandri.
Dandri mengungkapkan jalan di lokasi banjir merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Ia sangat berharap kepada Pemprov Bali segera membangun jembatan di lokasi sehingga masyarakat tidak terjebak banjir saat terjadi hujan deras.
“Kami sudah sejak beberapa tahun lalu mengusulkan agar dibuatkan jembatan, tapi sampai saat ini belum juga terealisasi,” keluh Dandri.
Tembok SD Jebol
Hujan deras yang mengguyur Karangasem juga menyebabkan senderan sekaligus tembok pembatas SDN 12 Karangasem jebol. Senderan dan tembok pembatas itu jebol pada Senin (5/2) sore.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan senderan sekolah yang jebol panjangnya mencapai 20 meter dan tinggi 1,5 meter. Senderan jebol diduga karena tidak kuat menahan aliran air hujan.
“Senderan sekolah yang jebol tersebut juga menimpa bangunan rumah yang ada di sebelahnya hingga membuat tangga untuk menuju ke lantai dua rusak,” kata Arimbawa.
Arimbawa mengaku telah melakukan asesmen ke lokasi kejadian. Namun penanganan tembok pembatas sekolah jebol itu tidak bisa dilakukan hari ini karena keterbatasan waktu dan personel. Selain itu, akses jalan juga hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki.
“Berdasarkan kesepakatan dengan warga dan kepala wilayah, untuk penanganannya akan dilakukan secara gotong royong bersama dengan pihak-pihak yang terdampak. Untuk kerugiannya masih belum diketahui,” ujar Arimbawa.
Arimbawa juga mengatakan hujan deras yang melanda wilayah Karangasem juga menyebabkan beberapa pohon tumbang dan menimpa akses jalan. Bahkan salah satu diantaranya pohon tumbang juga menimpa rumah sekaligus pelinggih milik warga.
“Namun kerusakannya ringan di bagian atapnya saja, kerugiannya hanya sekitar Rp 20 juta,” ungkap Arimbawa. (PR/DTK)
Discussion about this post