BALIPUSTAKANEWS, GIANYAR – Memeriahkan hari jadi Kota Gianyar yang ke-252, Dekranasda Kabupaten Gianyar menggelar lomba fashion desainer competition bagi para desainer se-Bali. Setelah melalui beberapa tahapan akhirnya 10 desaigner menampilkan karya terbaiknya, Rabu (12/4) malam di Alun-alun Kota Gianyar dengan penataan panggung yang sangat elegan nan mewah. Disamping menampilkan karya terbaik dari para desaigner untuk memperebutkan juara, juga ditampilkan fashion show perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah ( OPD) dan perwakilan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Ada 10 desaigner yang menampilkan desain terbaiknya dalam fashion desaigner competition kali ini. Dimana mereka telah melalui berbagai tahapan mulai dari pendaftaran secara online, penjurian presentasi desain, penjurian presentasi busana. Terakhir kali ini peragaan oleh model dalam ajang fashion show yang bersamaan dengan fashion show perwakilan dari para OPD dan perwakilan BUMD,” terang Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra selaku ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar.
Dimana dalam fashion designer competition tersebut akan dipilih 3 terbaik sebagai juara dan satu juara favorit. Dimana tujuan dari fashion show tersebut untuk melestarikan dan menggemakan keberadaan kain tenun sebagai warisan budaya yang sangat cocok digunakan dalam berbagai acara.
“Tentunya dalam ajang fashion show ini untuk melestarikan warisan budaya yaitu kain tenun. Dimana saat ini keberadaan kain tenun sudah berkembang sangat pesat mengikuti zaman. Yang mana dulunya kain tenun hanya digunakan sebagai sarana untuk upacara keagamaan atau oleh bangsawan, namun saat ini kain tenun dapat digunakan dimana saja, baik untuk sehari-hari maupun acara-acara formal lainnya,”ujar Dayu Surya.
“Bisa digunakan untuk kerja kantoran, di bank, perusahaan-perusahaan, sekolah, dan bahkan hotel-hotel ataupun ke tempat umum,” lanjutnya. Dipaparkannya juga bahwa kegiatan tersebut juga sebagai bentuk dukungan bagi pelaku usaha khususnya perajin tenun yang ada di Kabupaten Gianyar. Terlebih Dekranasda Kabupaten Gianyar juga membuka pameran produk lokal yang memasarkan barang kerajinan IKM atau UMKM lokal Gianyar.
“Langkah ini sebagai upaya untuk membantu pelaku usaha atau perajin tenun yg ada di Kabupaten Gianyar, melalui pameran produk lokal yang diselenggarakan dari tanggal 12 April hingga 19 April 2023. Tidak hanya produk tenun, produk kerajinan lain pun kita tampilkan dalam pameran ini,” tegasnya. Pendamping orang nomor satu Gianyar tersebut berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan mengingat Gianyar merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah sangat terkenal baik di tingkat domestik maupun mancanegara.
Terlebih Gianyar juga telah ditetapkan sebagai World Craff City (WCC) tahun 2018 dan Dekranasda Gianyar telah tampil juga dalam berbagai ajang nasional. “Gianyar telah ditetapkan sebagai WCC dan telah tampil juga dalam ajang tingkat nasional, seperti beberapa waktu lalu di Indonesia Fashion Week ( IFW) th 2023 di Jakarta Convention Center,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan sangat mendukung kegiatan Dekranasda Kabupaten Gianyar dengan menyiapkan tempat pameran dengan fasilitas bagus dan nyaman. “Kita perhatikan betul kegiatan ini, kita sangat serius memberikan wadah bagi UMKM kita. Tempatnya juga seserius ini ada ac-nya, tempatnya nyaman,” tutur Bupati Mahayastra. Dia juga menyamakan bahwa Dekranasda adalah rakyat yang masih butuh pendampingan dan pelatihan.
“Ini menunjukkan keseriusan, karena Dekranasda adalah rakyat bukan pengusaha besar sehingga dia butuh pendampingan baik terkait produksi ataupun terkait dengan bagaimana meningkatkan hasil dengan menggunakan teknologi,” lanjutnya.
Bupati Mahayastra juga menjelaskan nama besar Gianyar sebagai kota kerajinan telah menggema di seluruh nusantara, terlihat dari banyaknya penjual hasil kerajinan dari sepanjang Jalan Raya Peliatan hingga Tegal Suci perbatasan dengan Kota Bangli. “Kalau kita melintas dari jalan raya Peliatan menuju Tegalalang hingga Tegal Suci akan disuguhkan berbagai barang kerajinan nusantara, mulai dari kerajinan yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, NTT, Jogja, Lampung yang memamerkan kerajinan dari zaman Belanda sampai terbaru ada disana. itu artinya nama Gianyar sebegitu besarnya orang kalau ingin mencari identitas daerah cukup datang ke Tegalalang,” tegasnya.
Dalam kunjungannya ke stand Dekranasda, Bupati Mahayastra juga membeli tongkat berbahan kayu tiblun bertahta permata dan dihiasi bermacam uli dari pelaku UMKM serta membeli patung dari perajin Tampaksiring. Dalam kunjungannya ke stand UMKM, Bupati Mahayastra juga sempat menyapa lansia yang sedang berolahraga di sisi timur Alun-alun Kota Gianyar.
Discussion about this post