BALIPUSTAKANEWS – Film yang sedang hangat diperbincangkan saat ini Doctor Strange in the Multiverse of Madness tayang di bioskop. Setelah hampir enam tahun lamanya sejak awal mula film ‘Doctor Strange‘, kini ia kembali menyuguhkan kisah personalnya Setelah penantian yang cukup panjang, Doctor Strange in the Multiverse of Madness akhirnya rilis di bioskop Indonesia mulai 5 Mei 2022. Sekuel dari Doctor Strange (2016) ini menjadi salah satu film yang sangat ditunggu oleh banyak orang pada tahun ini. Sebab, film ini akan membuka babak multiverse sesungguhnya dalam MCU.
Sam Raimi berhasil mengeksekusi Doctor Strange in the Multiverse of Madness dengan sentuhan khasnya. Namun, harus diakui sekuel Doctor Strange ini memang ditujukan kepada penggemar berat Marvel Cinematic Universe (MCU). Hal itu sudah tercium sejak kabar Doctor Strange 2 mengusung konsep multijagat alias multiverse sebagai premis utama cerita. Ambisi membawa konsep lintas semesta ke sebuah film tentu sarat risiko, terutama bagi penonton yang tak selalu mengikuti rilisan MCU.
Penonton seolah dituntut untuk ‘belajar’ sebelum dan sesudah menyaksikan Doctor Strange 2 agar tetap bisa menikmati film ini secara optimal. Namun, keputusan Marvel merekrut Sam Raimi sebagai sutradara patut diacungi jempol. Ia menyajikan Doctor Strange 2 tanpa kehilangan sentuhan khasnya. Penonton Spider-Man versi Raimi tentu akan merasa familier dengan pengambilan gambar di sejumlah adegan Doctor Strange 2. Selain itu, komposisi warna pada beberapa adegan juga mirip seperti trilogi Spider-Man garapan Raimi itu.
Sinopsis Cerita
Sinopsis Doctor Strange in the Multiverse of Madness mengisahkan Stephen Strange yang kedatangan tamu dari semesta lain, yaitu America Chavez. Kehadiran America ke semesta Strange yang berada di universe utama MCU adalah untuk meminta bantuan sang superhero. Pasalnya, ada sesosok “iblis” yang memburu America Chavez demi bisa mendapatkan kekuatan berpindah multiverse milik sang cewek. Pembangunan konflik dalam Multiverse of Madness sebenarnya sudah terjadi pada sejumlah proyek tersebut. Seharusnya hal ini membuat Multiverse of Madness bisa jadi lebih “santai” dalam bercerita dengan durasinya yang hanya 2 jam 6 menit.
Namun, kenyataannya proses penceritaan justru terkesan terburu-buru seolah mengejar durasinya yang terbilang cukup pendek untuk sebuah film MCU. Hal ini bisa kamu lihat dari konflik dari seolah tak ada jedanya sepanjang film. Bahkan, sejak 20 menit pertamanya, langsung ada dua adegan pertarungan yang berkaitan dengan konflik utama dari filmnya.
Selurh pemain dalam film ini berhasil memberikan performa yang baik sebagai karakter masing-masing. Namun, ada satu pemain yang sukses mencuri perhatian penonton, yaitu Elizabeth Olsen sebagai Wanda Maximoff alias Scarlet Witch. Soalnya, dalam film ini kita akhirnya bisa melihat kengerian sesungguhnya dari sang Scarlet Witch.
Sosok Scarlet Witch kita lihat dalam film ini benar-benar berbeda ketimbang pada proyek MCU sebelumnya, karena lebih ganas dan mengancam. Scarlet Witch dalam film ini bahkan seharusnya membuat Avengers “bersyukur” karena memilikinya sebagai anggota. Elizabeth Olsen pun berhasil memberikan performa yang apik dalam menghadirkan Scarlet Witch dengan aura yang lebih mengerikan di film ini. (Sy/Google)
Discussion about this post