BALIPUSTAKANEWS-Drama Korea yang sedang booming dibincangkan akhir-akhir ini dengan judul “Forecasting Love and Weather”. Serial drama ini dibintangi oleh Park Min Young dan Song Kang. Drama Korea ini berkisah tentang esibukan para pekerja di kantor BMKG Korea, drama ini memperlihatkan betapa sebuah prakiraan cuaca harus dianalisis secara saksama sebelum disiarkan pada masyarakat luas. Selain cerita yang cukup segar itu, drama ini juga memuat hubungan romansa yang terjadi antara Ha Kyung, wanita mandiri berusia 34 tahun yang menjabat sebagai kepala tim. Ha-kyung sempat berkencan dengan Han Ki-jun yang juga bekerja di Badan Meteorologi. Namun, mereka memutuskan berpisah setelah hubungan mereka diketahui banyak orang.
Setelah mengalami patah hati, Ha-kyung memilih tidak terlibat dalam hubungan asmara di tempat kerja. Sehingga, ia berusaha hanya fokus pada pekerjaannya. Namun, ia kemudian bertemu Lee Si-woo (Song Kang) yang juga bekerja di Badan Meteorologi Korea. Si-woo memiliki karakter yang berbeda dengan Ha-kyung. Ia merupakan pria naif dan selalu jujur soal perasaannya. Ia juga selalu serius dalam segala hal yang berhubungan dengan cuaca.
Yoon Park akan berperan sebagai juru bicara Badan Meteorologi Korea. Ia dikenal sebagai sosok yang logis dan persuasif, terutama saat menjelaskan dirinya sendiri. Namun, ia merasa rendah diri saat melihat Ha-kyung bertahan lama di posisi Kepala Divisi Peramal. Perasaan itu membuatnya sering gegabah dalam mengambil keputusan. Sementara itu, Yura Girl’s Day akan berperan sebagai reporter yang bertugas menulis berita soal cuaca. Ia merupakan perempuan yang percaya diri, tetapi ia sering pesimis ketika dikritik orang lain.
Forecasting Love and Weather disutradarai Cha Young-hoon yang dikenal mengarahkan sejumlah drama, seperti When the Camellia Blooms (2019), Don’t Look Back : The Legend of Orpheus (2013), dan Bridal Mask (2012).
Tekanan dari keluarga
Memasuki umur yang sudah tidak muda lagi, Ha-kyung kerap ditekan oleh sang Ibu agar segera menikah dengan pria baik dan berkelas. Sudah gagal, jelas Ha-kyung kali ini harus hati-hati dalam urusan percintaannya di masa depan. Namun, sang ibu seakan tak mau mengerti dan membuat penonton tentunya frustasi dengan hal ini.
Padahal, keluarga seharusnya menjadi tempat pulang yang paling nyaman. Berbeda untuk Ha-kyung dan Lee Si-woo, keduanya justru merasa tertekan dengan keluarganya masing-masing. Ditinggal tragis oleh sosok ayah, ibu Ha-kyung menjadi terlalu overprotektif meski bermaksud baik.
Adapun ayah Si-woo yang senang berjudi dan menghabiskan tabungan masa depan, jadi masalah yang membuat ia memiliki trauma secara tidak sadar. Tipikal orang tua Asia pada umumnya, terkadang mereka mengatasnamakan kebahagiaan sang anak alih-alih keinginan mereka yang tak tercapai. Alhasil, Ha-kyung dan Si-woo menjadi begitu keras terhadap keluarganya sendiri, meski mereka tetap menyayangi orang tua masing-masing.
Pesan samar yang mendalam
Meski Ha-kyung pernah gagal menjalin cinta 10 tahun yang telah ia bangun, sosoknya tidak pernah menyerah akan kegagalan tersebut. Menyalahkan diri dan tidak percaya akan cinta lagi? Tentu pasti. Namun, Ha-kyung berani untuk mencoba meski harus kembali mempertaruhkan hatinya.
Adapun Song Kang yang tidak pernah merasakan kasih sayang sang ayah, akhirnya harus berdamai dengan dirinya sendiri. Si-woo kemudian sadar bahwa dirinya terlalu menyalahkan sang ayah, dalam urusan yang seharusnya ia jalani tanpa memikirkan diri sendiri. (Sy/Google)
Discussion about this post