Balipustakanews.com, Buleleng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menyalurkan bantuan pangan kepada 51.075 keluarga penerima manfaat (KPM). Setiap KPM akan menerima 10 kilogram (kg) beras sebanyak tiga kali yang disalurkan hingga akhir Maret 2024.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnya mengeklaim pembagian pangan tersebut merupakan salah satu strategi pengendalian harga beras. Menurutnya, pemerintah perlu mengatur harga beras karena tergolong volatile food atau pangan yang harganya dinamis atau tidak stabil.
“Bobotnya terhadap perhitungan inflasi besar. Sehingga ada kenaikan harga sedikit saja, itu akan mempengaruhi inflasi,” kata Lihadnyana saat penyaluran cadangan pangan murah (CPP) Kabupaten Buleleng di Kantor Pos Singaraja, Sabtu (17/2).
Lihadnyana memastikan ketersediaan stok beras saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia berharap kegiatan tersebut dapat meringankan warga Gumi Panji Sakti, sebutan Buleleng. Terlebih menjelang Hari Raya Galungan, Nyepi, hingga Idul Fitri.
Ia menjelaskan harga beras di pasaran saat ini mencapai Rp 16 ribu per kilogram untuk kualitas medium. Lihadnyana telah menginstruksikan Perusahaan Daerah (PD) Pasar untuk menurunkan harga beras menjadi Rp 14 ribu atau hingga Rp 13.500. Ia berharap dengan harga beras yang terkendali, daya beli masyarakat akan terjaga.
Strategi lainnya yang dilakukan Pemkab Buleleng untuk mengendalikan harga beras adalah dengan membuat gerai-gerai di pasar. “Intinya harga jangan sampai memberatkan masyarakat, titik,” tegasnya.
Pemkab Buleleng, Lihadnyana berujar, telah bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam pengadaan beras. Menurutnya, Kabupaten Buleleng mendapat pasokan beras 5 ton beras setiap minggunya.
Lihadnyana menerangkan hasil beras dari petani lokal juga sudah diserap oleh PD Swatantra. Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan daerah lain untuk saling mengisi ketika ada kekurangan atau surplus pasokan beras.
“Kami memetakan kira-kira harga beras naik atau tidak. Kalau sudah ada kecenderungan naik, PD pasar harus bekerja ekstra. Tulis harga Rp 13.500 itu yang besar sehingga semua bisa lihat. Masyarakat tidak mungkin cari harga lebih mahal, pasti yang lebih terjangkau,” ungkapnya.
Pimpinan Wilayah Bulog Provinsi Bali Sony Supriadi membenarkan pihaknya akan memasok 5 ton beras untuk Kabupaten Buleleng setiap minggunya. Ia memperkirakan persediaan beras di gudang Bulog Buleleng saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga April 2024.
“Total beras yang akan kami tempatkan di sini 1.500 ton itu peruntukannya untuk SPHP dan maupun untuk bantuan pangan,” kata Sony. (PR/DTK)
Discussion about this post