BALIPUSTAKANEWS – Sutradara wanita Kamila Andini punya andil besar dalam memopulerkan bahasa daerah ke penjuru dunia. Dengan judul Before Now and Then (Nana), Andini memperkenalkan kepada publik karya film yang mengangkat dialek Sunda di Berlin Film Festival ke-72 atau Berlinale 2022, Februari lalu.
Karya kedelapan sutradara kelahiran 1986 ini berhasil masuk dan berlaga di kategori ajang film internasional yang digelar setiap tahunnya di Berlin. Tidak mudah untuk masuk ke dalam kategori utama ini. Sebelum film Nana, film lainnya asal Indonesia sempat masuk ke kategori ini tepat pada satu dekade lalu.
Kamila Andini merupakan seorang sutradara berkebangsaan Indonesia. Dia menyutradarai film pertamanya berjudul Rahasia di Balik Cita Rasa pada 2002 yang menandai kariernya di dunia film.
Namanya saat ini juga sudah terkenal dan diakui sebagai salah satu sutradara sukses dalam negeri. Kamila Andini lahir 6 Mei 1986. Ia merupakan putri dari sutradara Garin Nugroho.
Hingga saat ini, karyanya sudah banyak terkenal baik di luar maupun dalam negeri. Andini juga berhasil menyabet sejumlah penghargaan, mulai dari Piala Maya, Piala Citra, serta festival film di dalam maupun luar negeri.
Kamila Andini mengatakan, penggunaan bahasa daerah sebagai bentuk eksplorasi budaya lokal di Indonesia.
“Saya selalu berusaha untuk memakai bahasa lokal, juga mengeksplorasi budaya lokal di Indonesia. Di film ini kesempatan yang spesial dan sangat membahagiakan karena bicara tentang tanah dan akar budaya sendiri, keluarga saya semua dari Jawa Barat,” katanya di Bandung, Selasa (18/10/2022).
Tak hanya itu, Kamila mengungkapkan penuturan kata yang terucap dalam film Before Now and Then merupakan memorinya sejak kecil.
“Ini yang saya dengar sejak kecil, bahasa ibu saya jadi lantunan Cianjuran. Bahasa yang ada di situ sesuatu yang sangat dekat dan personal. Jadi kesempatan yang sangat luar biasa bagi saya sebagai kreator menampilkan kembali memori-memori dari diri saya, yang kiranya bisa menjadi relasi untuk semua berlatar belakang Sunda. Semoga saya bisa mengolah budaya yang sangat kaya ini, dan bisa diteruskan,” tuturnya.
Tanpa berpanjang lagi, berikut rekomendasi sejumlah film karya Kamila Andini yang wajib ditonton.
Before Now and Then (Nana) – 2022
Film Nana atau Before, Now, and Then yang disutradarai oleh Kamila Andini merupakan film yang diadaptasi dari salah satu bab pada biografi berjudul Jais Darga Namaku ciptaan Ahda Imran.
Film ini menceritakan perempuan titular yang sangat kuat dan humanis dalam menghadapi alterasi pra dan pascakemerdekaan bernama Raden Nana Sunani.
Mengambil latar belakang masa lampau, Nana menceritakan kondisi perempuan sekitar 40 tahunan yang lalu. Berlatar cerita di Jawa dengan penggunaan bahasa Sunda pada hampir semua dialog pada film.
Nana menceritakan seorang perempuan (Nana) yang penuh trauma dan mencari perlindungan. Pada saat itu kondisi negara sedang mengalami masa transisi yang sangat berat.
Film ini menyuguhkan kisah yang sangat spektakuler mengenai ketangguhan para perempuan yang harus menjaga harkat dan martabat suaminya dan juga keharmonisan keluarganya meski menyimpan trauma mendalam yang dialami pada masa lampau dengan banyaknya gunjingan keluarga, dan kasih sayang yang tulus menjadi hal yang sangat mereka rindukan.
Film Nana memberi gambaran untuk para perempuan yang memperjuangkan kembali kebebasan yang terlupakan.
Yuni – 2021
Sebelum Before Now and Then, Kamila Andini juga pernah menggarap film berjudul Yuni. Film tersebut dibintangi oleh Arawinda Kirana (Yuni), Kevin Ardvola (Yoga), Asmara Abigail (Suci), dan aktor serta aktris terkenal lainnya.
Film ini mengangkat bahasa Jawa Serang atau yang disebut Jaseng, Bebasan dan Sunda Banten. Yuni bercerita tentang seorang gadis remaja cerdas dengan impian besar untuk kuliah.
Ketika dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar, ia menolak lamaran mereka. Penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak tiga lamaran tidak akan pernah menikah.
Angel Sign – 2019
Angel Sign merupakan film biopik yang disutradarai oleh beberapa sutradara terkenal Asia. Film ini terdiri dari lima cerita film pendek. Uniknya, semua film berformat bisu atau tanpa dialog sedikitpun.
Dalam film ini, Kamila Andini mengambil bagian film berjudul Back Home. Film ini bercerita tentang seorang mantan tentara yang kembali ke kampung halaman dan bertekad mencari anaknya yang telah lama ia tinggalkan berperang. Latar film ini adalah masa Orde Baru, dan Kamila berhasil menunjukkan situasi mengkhawatirkan Indonesia pada jaman itu.
Sekar – 2018
Selain bahasa, Kamila Andini juga mengangkat budaya. Salah satunya budaya membatik melalui film pendek berjudul Sekar.
Film pendek ini memang dibuat dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Berdurasi 8 menit, film ini bercerita tentang Sekar, seorang perempuan tunanetra yang begitu berambisi terhadap batik.
Kesehariannya hanya menemani ibunya melukis corak batik dan menemukan makna-makna yang terkandung dalam tiap guratannya. Sampai suatu ketika seorang laki-laki datang dalam kehidupannya dan keduanya saling menaruh hati. Ibu Sekar pun khawatir dengan masa ananya yang tengah jatuh cinta itu.
Laut Bercermin – 2011
Film ini merupakan debut Kamila Andini di layar lebar. Laut Bercermin atau judul bahasa Inggris-nya The Mirror Never Lies ini dirilis di luar negeri. Bercerita tentang Pakis, seorang anak berusia 12 tahun yang hidupnya selalu didampingi cermin peninggalan ayahnya.
Pakis selalu menanti kedatangan ayahnya yang tak pernah pulang. Namun, ia percaya suatu saat dapat melihat bayangan ayahnya di cermin kesayangannya itu.
Film Laut Bercermin mendapat banyak pujian dan tayang di beberapa festival Internasional seperti Tokyo International Film Festival, Hong Kong International Film Festival dan juga di Asia Pacific Screen Awards.
(Lp/Google)
Discussion about this post